salut dengan khatib jumat kali ini. Pada beberapa bagian dalam khutbahnya, beliau dengan lantang mengkritik pemerintah, tanpa takut dan gentar sedikitpun.
Sangat disayangkan Mengingat sekarang ini pemerintah alergi terhadap kritik, rakyat takut untuk mengkritik. Memang tugas kita sebagai rakyat ialah patuh kepada ulil amri. Tetapi ulil amri yg bagaimana?
Hari ini, yang kaya semakin kaya, yang miskin semakan miskin. Masih banyak saudara-saudara kita yang tidak mendapatkan kesejahteraan dari negara, kelaparan, anak-anak yang tidak mendapat pendidikan, gizi yang cukup, pengangguran, perlindungan, kebebasan, keadilan, hukum yang makin ambrul adul tajam kebawah runcing ke atas, dan masih banyak persoalan lainnya.
Lantas apakah kita harus diam saja?apakah diam diartikan sebagai sebuah ketaatan dan mengkritik dianggap sebagai sebuah pembangkangan?
Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Pemerintah telah diberikan hak dan kewajiban atas mereka. Orang yang Mengkritik bukan berarti tutup mata atas jasa jasa dan pencapaian penguasa, tetapi untuk menyadarkan mereka bahwa ada sesuatu yang salah yang harus segera dibenahi, masih banyak rakyat susah yang harus pemerintah kasihani. Jadi kita harus mengagung-agungkan apa yang sudah dilakukan pemerintah? kan memang sudah menjadi tugasnya untuk melayani rakyat. Pemerintah kok takut dikritik? Apakah ini yg disebut arogansi kekuasaan?
Dalam alam demokrasi, kritik adalah instrumen di mana rakyat, tanpa terkecuali, secara bebas dapat ikut terlibat dalam pembangunan negara. Kritik adalah sikap pembuktian bahwa mereka yang terlibat aktif di dalamnya memiliki kesadaran untuk ikut mengawal pengelolaan negara. Ketika kritik itu hidup, penanda bahwa demokrasi kita juga hidup. Sebaliknya, ketika kritik dipersempit, apalagi dipasung, sekalipun atas nama kekuasaan dan otoritas, maka yang demikian adalah penanda bahwa ada masalah dalam demokrasi kita.
Pemimpin kita memang bukan seorang Umar bin Khattab ra., dan kita juga bukan rakyat yang hidup di zaman salaf. Tetapi pemimpin yang cerdas selalu dpt menjadikan kritikan sebagai masukan, dan rakyat yang baik selalu tau bagaimana adab dalam mengkritik.